Kamis, 29 Mei 2014

Intelegensi



Pengertian Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan kognitif pada individu untuk belajar dari pengalaman, serta melakukan penalaran dengan baik, dan untuk menangani permasalahan sehari-hari. Beberapa ahli psikologi memberikan beragam arti mengenai inteligensi,yairu:
Claparde dan Stern, intelegensi yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
 David Wechsler inteligensi yaitu kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah untuk beradaptasi dan menguasai lingkungan secara efektif.
William Stern, inteligensi yaitu kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru.

Perbedaan Pandangan Tentang Intelegensi

Inteligensi: Kemampuan Umum atau Khusus?

Menurut Galton, inteligensi yaitu sebuah faktor umum yang memberikan dasar bagi kemampuan khusus yang kita miliki. Menurut konsep, kita lebih bisa seperti mengembangkan kemampuan mekanik, musik, artistik, ataupun jenis kemampuan lainnya. Menurut Charles Spearman intelegensi yaitu kemampuan seseorang untuk berpikir dan menimbang. Spearman membagi intelegensi menjadi dua faktor yaitu:
·        General ability atau general faktor (faktor G)
Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya (mendasari semua perilaku orang).
·        Special ability atau special faktor (faktor S)
Faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu (berfungsi pada perilaku-perilaku khusus saja). Sehingga kalau faktor “s” seseorang dalam bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut.

Howard Gardner juga membantah bahwa ada beberapa banyak jenis dari Inteligensi. Gardner  yakin bahwa ada jenis yang terpisah dari Inteligensi antara lain dengan mempelajari pasien yang menderita kerusakan otak pada beberapa bagian dari cerebral korteks. Gardner juga mempelajari kemampuan menarik dari seorang individu dengan Savant Syndrome. Di mana individual mempunyai inteligensi umum yang rendah tapi menunjukkan kemampuan yang luar biasa di bidang seni, musik ataupun aritmatika. Sebagai hasil dari investigasinya, Gardner mempunyai pendapat bahwa ada 8 tipe independent inteligensi,yaitu :

·        Inteligensi linguistik ( Linguistic intelligence)
Kemampuan untuk berfikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna (penulis, wartawan, pembicara)
·        Inteligensi matematis-logis ( Logical – mthematical intelligence )
Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif ( ilmuwan, insinyur, akuntan)
·        Inteligensi ruang-visual (Spatial intelligence )
Kemampuan untuk berpikir tiga dimensi (arsitek, perupa, pelaut)
·        Inteligensi kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence )
Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan (ahli bedah, pengrajin, penari, atlet)
·        Inteligensi musikal ( Musical intelligence )
Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk – bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, kemampuan menciptakan lagu, kemampuan untuk menikmati lagu, musik dan nyanyian ( komposer, musisi )
·        Inteligensi interpersonal ( Interpersonal intelligence )
Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain (guru teladan, profesional kesehatan mental)
·        Inteligensi intrapersonal ( Intrapersonal intelligence )
Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupan dirinya secara efektif ( teolog, psikolog)
·        Inteligensi lingkungan / naturalis ( Naturalist intlligence )
Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik ( petani, ahli botani, ahli ekologi)

Dasar Biologi untuk Intelegensi Umum
Baru-baru ini, ada sebuah penanganan besar yang sudah ditulis tentang g atau inteligensi umum. Konsisten dengan ide dari inteligensi umum. Jelas bahwa gen-gen sangat mempengaruhi banyak aspek spesifik dari inteligensi. Jadi apa itu g?? Teori yang berlaku  yaitu orang-orang dengan g yang tinggi mempunyai kemampuan lebih besar untuk membentuk sambungan saraf antara akson dan dendrit di dalam otak.  ketika di stimulasi oleh lingkungan, beberapa orang yang g nya tinggi yaitu lebih mungkin untuk membentuk sambungan saraf yang baru daripada orang-orang yang lain. Sebagai hasilnya, orang dewasa dengan inteligensi umum yang lebih tinggi mempunyai sambungan saraf yang lebih baik. Kemampuan lebih besar untuk membentuk sambungan saraf dihipotesiskan yang menyebabkan kecerdasan umum lebih baik, yaitu terdapat dalam 2 cara :

o   Kemampuan lebih besar untuk membentuk sambungan saraf berarti bahwa seseorang dengan g yang tinggi adalah kemampuannya lebih baik untuk belajar dari pengalaman.

o   Besar keterkaitan dari saraf berarti bahwa otak dapat memproses informasi lebih cepat. Orang-orang dengan g yang tinggi mempunyai reflex yang lebih cepat, mempunyai reaksi yang lebih cepat dan mengambil waktu yang lebih sedikit untuk membuat penilaian yang sederhana. Kecepatan yang lebih dari proses berpikir adalah untuk menjadi dasar-dasar inteligensi umum yang lebih besar. Namun, faktanya bahwa banyak inteligensi seseorang yang proses informasinya lebih cepat tidak berarti mereka melakukan sesuatu lebih cepat di dalam tugas kognitif.


1.     Komponen kognitif dari perilaku Intelegensi

Stenberg mengusulkan sebuah teori sementara dari inteligensi yang menentukan langkah-langkah kognitif bahwa seseorang harus menggunakan penalaran serta pemecahan dari beberapa masalah atau dalam hal sederhana, yaitu dalam komponen kognitif dari inteligensi:

a)    Encode (mental yang mewakili dalam sistem memory dalam beberapa bentuk yang dapat digunakan) semua relevan infomasi tentang masalah.
b)     Infer (menduga) sifat hubungan antara istilah dalam masalah.
c)     Map atau mengidentifikasi karakteristik umum di dalam pasangan elemen-elemen.
d)    Apply ( berlaku )hubungan identifikasi antara masalah satu untuk masalah yang lain.
e)     Compare jawaban-jawaban alternative
f)       Respon antara jawaban.

2.     Fluid dan Crystallized Intelligence
Fluid intelligence adalah kemampuan untuk belajar dan memproses secara cepat informasi serta menciptakan strategi baru untuk mengatasi permasalahan yang baru, sedangkan crystallized intelligence adalah kemampuan untuk menggunakan informasi  dan kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan permasalahan yang biasa dihadapi.
Perbedaan antara fluid intelligence dengan crystallized intelligence terletak pada penggunaannya pada situasi dan usia-usia tertentu.


Mengukur Inteligensi: Tes IQ (Intelligence Quotient)
Alfred Binet adalah orang yang pertama kali mengembangkan pengukuran tes inteligensi pada tahun 1903.Ia mencoba mengukur inteligensi siswa prancis untuk memberikan mereka bantuan remedial dan mengidentifikasi dengan memberikan tugas kepada mereka, yang terdiri dari kelompok usia yang sama, dan telah dicap “pintar” atau “bodoh” oleh guru mereka. Jika sebuah tugas dapat diselesaikan oleh mahasiswa yang pintar, dan tidak dapat diselesaikan oleh mahasiswa yang bodoh, ia menganggap tes itu sudah tepat. Di Amerika Serikat, tes Binet disempurnakan oleh Lewis Terman dari Stanford University, dan sekarang tes tersebut (Stanford-Binet Intelligence Scale) masih sering digunakan. Tes yang sejenis juga dikembangkan oleh David Weschler, dan dikenal sebagai Weschler Intelligence Scale, yang terdiri dari tes untuk anak-anak dan orang dewasa (WISC-IV & WAIS- IV/WAIS-R).
Tes inteligensi tidak dapat benar-benar mengukur inteligensi yang dimiliki seseorang, tapi tes inteligensi dapat memprediksi bagaimana seseorang dapat bertindak dalam situasi yang membutuhkan pemecahan menggunakan inteligensi, misalanya di sekolah atau pekerjaan.
Untu dapat membandingkan usia mental beberapa orang secara tepat, dibutuhkan tes IQ. Tes IQ adalah angka yang merupakan nilai inteligensi seseorang yang didapat dari hasil tes inteligensi. IQ ini diperoleh dari usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologisnya, lalu dikalikan 100.
Karakteristik Tes Inteligensi yang Baik
Untuk mengetahui hasil tes inteligensi yang tepat, dibutuhkan instrument tes yang baik pula agar hasil yang didapatkan lebih akurat. Untuk itu, diperlukan beberapa kriteria seperti di bawah ini:
1.     Standardization, tes diberikan dengan cara yang sama untuk semua individu.
2.     Norms, standar yang diberikan sebagai dasar untuk membandingkan  skor pada tes, tes harus diberikan pada individu yang lebih banyak.
3.     Objectivity, ketiadaan subjektifitas pada tes pertanyaan agar skor yang sama diberikan tanpa menghiraukan siapa yang diuji.
4.     Reliability, derajat yang menunjukkan sejauh mana tes menghasilkan pengukuran kinerja yang konsisten dan dapat diulang.
5.      Validity, mengukur apa yang harus diukur.

TACIT INTELLIGENCE (Kecerdasan Turunan)
        Tacit intelligence adalah pengetahuan  dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari yang  didapatkan tidak dengan dipelajari di sekolah.Seseorang dengan skor intelegensi yang tinggilebih mungkin menguasai banyak pengetahuan praktis.
Perbedaan Tingkat Inteligensi perIndividu:Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Perbedaan inteligensi dipengaruhi oleh:
1.  Faktor Keturunan / Bawaa
n
Heritabilitas : bagian dari variansi dalam suatu populasi yang dikaitkan dengan faktor genetik
2.      Faktor lingkungan
Yang mempengaruhinya seperti status sosioekonomi, sekolah, perkembangan organik dan otak, rangsangan yang bersifat kognitif emosional.
3.     Ras dan etnis



Pentingnya Inteligensi dalam Masyarakat Modern
1.     Banyak pekerjaan yang hanya menerima lulusan dari universitas atau sederajatnya, dan orang dengan inteligensi lebih tinggi biasanya lebih berkualitas dan lebih banyak diterima.
2.     Dibutuhkan waktu sedikit untuk melatih seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi dibandingkan dengan yang memiliki inteligensi yang rendah
3.     Orang-orang dengan tingkat inteligensi yang tinggi cenderung menampilkan hasil pekerjaan yang memuaskan .
Meskipun kita memiliki skor IQ yang tinggi, inteligensi emosional yang bagus, dan pengetahuan praktis yang memadai, hal-hal tersebut tidak menjamin kita meraih kesuksesan.Bakat tidak secara otomatis membawa kita menuju puncak kesuksesan karena hal tersebut juga ditentukan oleh motivasi dan tekad yang kuat.

Apakah Intelegensi Dapat Meningkat ?
Menurut James Flynn rata-rata skor tes intelegensi meningkat dari generasi ke generasi (Flynn effect).Hal ini disebabkan oleh, peningkatan kualitas nutrisi, peningkatan level pendidikan, lingkungan yang semakin kompleks.
Extremes in Intelligence : Berbakat dan Retardasi Mental
Skor intelegensi ekstrim, IQ < 70 disebut retardasi mental:
1.     50 – 70 : MR ringan
2.     35 – 49 : MR sedang
3.     20 – 34 : MR berat
4.     < 20      : MR sangat berat
Berbakat (gifted) berdasarkan penelitian Terman adalah gambaran individu yang memiliki IQ 130 atau lebih dan memiliki bakat superior dalam bidang tertentu.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar