Pengertian Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan kognitif
pada individu untuk belajar dari pengalaman, serta melakukan penalaran dengan
baik, dan untuk menangani permasalahan sehari-hari. Beberapa ahli psikologi memberikan beragam arti mengenai inteligensi,yairu:
Claparde dan Stern, intelegensi yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri
secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
David Wechsler inteligensi yaitu kemampuan
individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah untuk beradaptasi dan
menguasai lingkungan secara efektif.
William
Stern, inteligensi yaitu kesanggupan jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru.
Perbedaan
Pandangan Tentang Intelegensi
Inteligensi: Kemampuan Umum atau Khusus?
Menurut Galton,
inteligensi yaitu sebuah faktor umum yang memberikan dasar bagi kemampuan
khusus yang kita miliki. Menurut konsep, kita lebih bisa seperti mengembangkan
kemampuan mekanik, musik, artistik, ataupun jenis kemampuan lainnya. Menurut Charles Spearman intelegensi yaitu
kemampuan seseorang untuk berpikir dan menimbang. Spearman membagi intelegensi menjadi dua faktor yaitu:
·
General ability atau general
faktor (faktor G)
Faktor
ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya
(mendasari semua perilaku orang).
·
Special ability atau special
faktor (faktor S)
Faktor ini merupakan faktor yang
khusus mengenai bidang tertentu (berfungsi pada perilaku-perilaku khusus saja).
Sehingga kalau faktor “s” seseorang dalam bidang tertentu dominan, maka orang
itu akan menonjol dalam bidang tersebut.
Howard Gardner juga membantah bahwa ada beberapa banyak jenis
dari Inteligensi. Gardner yakin bahwa
ada jenis yang terpisah dari Inteligensi antara lain dengan mempelajari pasien
yang menderita kerusakan otak pada beberapa bagian dari cerebral korteks.
Gardner juga mempelajari kemampuan menarik dari seorang individu dengan Savant Syndrome. Di mana individual
mempunyai inteligensi umum yang rendah tapi menunjukkan kemampuan yang luar
biasa di bidang seni, musik ataupun aritmatika. Sebagai hasil dari
investigasinya, Gardner mempunyai pendapat bahwa ada 8 tipe independent
inteligensi,yaitu :
·
Inteligensi
linguistik ( Linguistic intelligence)
Kemampuan untuk berfikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan makna (penulis, wartawan, pembicara)
·
Inteligensi
matematis-logis ( Logical – mthematical intelligence )
Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara
efektif ( ilmuwan, insinyur, akuntan)
·
Inteligensi
ruang-visual (Spatial intelligence )
Kemampuan untuk berpikir tiga dimensi (arsitek, perupa, pelaut)
·
Inteligensi
kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence )
Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan
dan perasaan (ahli bedah, pengrajin, penari, atlet)
·
Inteligensi
musikal ( Musical intelligence )
Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk –
bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta
kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi, kemampuan menciptakan lagu,
kemampuan untuk menikmati lagu, musik dan nyanyian ( komposer, musisi )
·
Inteligensi
interpersonal ( Interpersonal intelligence )
Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi,
motivasi, watak, temperamen orang lain (guru teladan, profesional kesehatan
mental)
·
Inteligensi
intrapersonal ( Intrapersonal intelligence )
Kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupan dirinya secara
efektif ( teolog, psikolog)
·
Inteligensi
lingkungan / naturalis ( Naturalist intlligence )
Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam,
mengenal tanaman dan binatang dengan baik ( petani, ahli botani, ahli ekologi)
Dasar
Biologi untuk Intelegensi Umum
Baru-baru ini, ada
sebuah penanganan besar yang sudah ditulis tentang g atau inteligensi umum. Konsisten dengan ide dari inteligensi
umum. Jelas bahwa gen-gen sangat mempengaruhi banyak aspek spesifik dari
inteligensi. Jadi apa itu g?? Teori
yang berlaku yaitu orang-orang dengan g yang tinggi mempunyai kemampuan lebih
besar untuk membentuk sambungan saraf antara akson dan dendrit di dalam
otak. ketika di stimulasi oleh
lingkungan, beberapa orang yang g
nya tinggi yaitu lebih mungkin untuk membentuk sambungan saraf yang baru
daripada orang-orang yang lain. Sebagai hasilnya, orang dewasa dengan
inteligensi umum yang lebih tinggi mempunyai sambungan saraf yang lebih baik.
Kemampuan lebih besar untuk membentuk sambungan saraf dihipotesiskan yang
menyebabkan kecerdasan umum lebih baik, yaitu terdapat dalam 2 cara :
o
Kemampuan lebih besar untuk
membentuk sambungan saraf berarti bahwa seseorang dengan g yang tinggi adalah kemampuannya lebih baik untuk belajar dari
pengalaman.
o
Besar keterkaitan dari saraf
berarti bahwa otak dapat memproses informasi lebih cepat. Orang-orang dengan g yang tinggi mempunyai reflex yang
lebih cepat, mempunyai reaksi yang lebih cepat dan mengambil waktu yang lebih
sedikit untuk membuat penilaian yang sederhana. Kecepatan yang lebih dari
proses berpikir adalah untuk menjadi dasar-dasar inteligensi umum yang lebih
besar. Namun, faktanya
bahwa banyak inteligensi seseorang yang proses informasinya lebih cepat tidak
berarti mereka melakukan sesuatu lebih cepat di dalam tugas kognitif.
1.
Komponen
kognitif dari perilaku Intelegensi
Stenberg mengusulkan sebuah teori sementara dari
inteligensi yang menentukan langkah-langkah kognitif bahwa seseorang harus
menggunakan penalaran serta pemecahan dari beberapa masalah atau dalam hal
sederhana, yaitu dalam komponen kognitif dari inteligensi:
a)
Encode (mental
yang mewakili dalam sistem memory dalam beberapa bentuk yang dapat digunakan)
semua relevan infomasi tentang masalah.
b)
Infer (menduga)
sifat hubungan antara istilah dalam masalah.
c)
Map atau
mengidentifikasi karakteristik umum di dalam pasangan elemen-elemen.
d)
Apply ( berlaku
)hubungan identifikasi antara masalah satu
untuk masalah yang lain.
e)
Compare jawaban-jawaban
alternative
f)
Respon antara
jawaban.
2.
Fluid
dan Crystallized Intelligence
Fluid intelligence
adalah kemampuan untuk belajar dan memproses secara cepat informasi serta
menciptakan strategi baru untuk mengatasi permasalahan yang baru, sedangkan crystallized
intelligence adalah kemampuan untuk menggunakan informasi dan kemampuan yang telah dipelajari
sebelumnya untuk memecahkan permasalahan yang biasa dihadapi.
Perbedaan
antara fluid intelligence dengan crystallized intelligence terletak
pada penggunaannya pada situasi dan usia-usia tertentu.
Mengukur
Inteligensi: Tes IQ (Intelligence Quotient)
Alfred Binet adalah orang yang pertama kali
mengembangkan pengukuran tes inteligensi pada tahun 1903.Ia mencoba mengukur
inteligensi siswa prancis untuk memberikan mereka bantuan remedial dan
mengidentifikasi dengan memberikan tugas kepada mereka, yang terdiri dari
kelompok usia yang sama, dan telah dicap “pintar” atau “bodoh” oleh guru
mereka. Jika sebuah tugas dapat diselesaikan oleh mahasiswa yang pintar, dan
tidak dapat diselesaikan oleh mahasiswa yang bodoh, ia menganggap tes itu sudah
tepat. Di Amerika Serikat, tes Binet disempurnakan oleh Lewis Terman dari
Stanford University, dan sekarang tes tersebut (Stanford-Binet Intelligence Scale) masih sering digunakan. Tes yang
sejenis juga dikembangkan oleh David Weschler, dan dikenal sebagai Weschler Intelligence Scale, yang
terdiri dari tes untuk anak-anak dan orang dewasa (WISC-IV & WAIS-
IV/WAIS-R).
Tes
inteligensi tidak dapat benar-benar mengukur inteligensi yang dimiliki
seseorang, tapi tes inteligensi dapat memprediksi bagaimana seseorang dapat
bertindak dalam situasi yang membutuhkan pemecahan menggunakan inteligensi,
misalanya di sekolah atau pekerjaan.
Untu dapat membandingkan usia mental beberapa orang
secara tepat, dibutuhkan tes IQ. Tes IQ adalah angka yang merupakan nilai
inteligensi seseorang yang didapat dari hasil tes inteligensi. IQ ini diperoleh
dari usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologisnya, lalu dikalikan
100.
Karakteristik Tes Inteligensi yang Baik
Untuk
mengetahui hasil tes inteligensi yang tepat, dibutuhkan instrument tes yang
baik pula agar hasil yang didapatkan lebih akurat. Untuk itu, diperlukan
beberapa kriteria seperti di bawah ini:
1.
Standardization, tes diberikan dengan cara yang sama
untuk semua individu.
2.
Norms, standar yang diberikan sebagai dasar untuk
membandingkan skor pada tes, tes harus
diberikan pada individu yang lebih banyak.
3.
Objectivity, ketiadaan
subjektifitas pada tes pertanyaan agar skor yang sama diberikan tanpa
menghiraukan siapa yang diuji.
4.
Reliability, derajat yang menunjukkan sejauh mana
tes menghasilkan pengukuran kinerja yang konsisten dan dapat diulang.
5.
Validity, mengukur apa
yang harus diukur.
TACIT
INTELLIGENCE (Kecerdasan Turunan)
Tacit
intelligence adalah pengetahuan dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari yang didapatkan tidak dengan dipelajari di
sekolah.Seseorang dengan skor intelegensi yang tinggilebih mungkin menguasai banyak
pengetahuan praktis.
Perbedaan
Tingkat Inteligensi perIndividu:Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Perbedaan inteligensi dipengaruhi oleh:
1. Faktor Keturunan / Bawaan
1. Faktor Keturunan / Bawaan
Heritabilitas :
bagian dari variansi dalam suatu populasi yang dikaitkan dengan faktor genetik
2.
Faktor lingkungan
Yang mempengaruhinya seperti status sosioekonomi,
sekolah, perkembangan organik dan otak, rangsangan yang bersifat kognitif
emosional.
3.
Ras dan etnis
Pentingnya
Inteligensi dalam Masyarakat Modern
1. Banyak
pekerjaan yang hanya menerima lulusan dari universitas atau sederajatnya, dan
orang dengan inteligensi lebih tinggi biasanya lebih berkualitas dan lebih
banyak diterima.
2. Dibutuhkan
waktu sedikit untuk melatih seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi
dibandingkan dengan yang memiliki inteligensi yang rendah
3. Orang-orang
dengan tingkat inteligensi yang tinggi cenderung menampilkan hasil pekerjaan
yang memuaskan .
Meskipun kita memiliki skor IQ yang tinggi,
inteligensi emosional yang bagus, dan pengetahuan praktis yang memadai, hal-hal
tersebut tidak menjamin kita meraih kesuksesan.Bakat tidak secara otomatis
membawa kita menuju puncak kesuksesan karena hal tersebut juga ditentukan oleh
motivasi dan tekad yang kuat.
Apakah Intelegensi Dapat Meningkat ?
Menurut James
Flynn rata-rata
skor tes intelegensi meningkat dari generasi ke generasi (Flynn effect).Hal ini disebabkan
oleh, peningkatan kualitas nutrisi, peningkatan level
pendidikan,
lingkungan yang semakin
kompleks.
Extremes in
Intelligence : Berbakat
dan Retardasi Mental
Skor
intelegensi ekstrim, IQ < 70 disebut retardasi mental:
1. 50 – 70 :
MR ringan
2. 35 – 49 :
MR sedang
3. 20 – 34 :
MR berat
4. <
20 : MR sangat berat
Berbakat
(gifted) berdasarkan penelitian Terman adalah gambaran
individu yang memiliki IQ 130 atau
lebih dan memiliki bakat superior dalam bidang tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar