Kelompok 14
Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917)
yang berfokus pada konteks sosial dimana anak tinggal dan orang-orang yang
memengaruhi perkembangan anak. Teori ekologi adalah pandangan sosiokultural
Bronfenbrenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan yang
merentang dari interaksi interpersonal dengan agen-agen sosial sampai ke
pengaruh kultur yang lebih luas. Lima sistem lingkungan tersebut terdiri dari
mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem
1. Mikrosistem
(microsystem)
Mikrosistem
adalah setting dimana individu menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks
dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah dan
tetangga. Dalam mikrosistem ini, individu
berinteraksi langsung dengan orangtua, guru, teman sebaya, dan orang
lain. Menurut Bronfenbrenner, murid bukan penerima pengalaman secara pasif
didalam setting ini, tetapi murid adalah orang yang berinteraksi secara timbal
balik dengan orang lain dan membantu mengkonstruksi setting terebut.
Contoh
dalam kehidupan:
Ketika saya duduk di bangku sekolah
menengah pertama saya menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah daripada di
rumah mulai dari pagi sampai sore hari. Karena selain sekolah di pagi hari kami
juga mengikuti les tambahan usai pulang sekolah. Dalam semua pelajaran
khususnya ilmu pengetahuan sosial kami di tuntut aktif dalam kelas. Dalam mata
pelajaran ini guru menggunakan metode mengajar dengan diskusi dan
mempersentasikan hasil diskusi tersebut didepan kelas. Saat persentasi semua
siswa diwajibkan untuk memberi pertanyaan, ktitikan atau saran. Hal ini
dilakukan guru untuk memotivasi siswanya agar berperan aktif dalam kelas. Hal
ini berkaitan dengan mikrosistem dari teori ekologi Bronfenbrenner dimana individu disini berinteraksi langsung dengan
guru dan temannya.
2.
Mesosistem (mesosystem)
Mesosistem meliputi
hubungan beberapa mikrosistem atau hubungan beberapa konteks. Seperti hubungan
antara pengalaman dalam keluarga dengan
pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dan teman sebaya.
Contoh dalam kehidupan:
Sewaktu
sekolah dasar tugas yang saya kerjakan baik pekerjaan rumah maupun tugas yang
dikerjakan disekolah dimalam harinya selalu diperiksa orangtua. Apabila tugas
yang di kerjakan tersebut nilainya jelek orangtua saya akan memberi kesempatan
untuk memperbaiki nilai tersebut denga saya rajin belajar. Saya tidak langsung
di marahi karena menurut orangtua saya anak yang diberi kesempatan untuk
merperbaiki dirinya akan jauh lebih baih baik daripada ditekan karena
kesalahannya.
3.
Eksosistem
(exosystem)
Eksosistem terjadi ketika pengalaman di
setting lain (dimana murid tidak berperan aktif) mempengaruhi pengalaman murid
dan guru dalam konteks mereka sendiri.
Contoh
dalam kehidupan:
Dalam keluarga orangtua yang memegang peranan dalam mengatur keuangan
keluarga seorang anak hanya menerima saja tanpa ikut campur dalam hal tersebut.
4.
Makrosistem
(makrosystem)
Makrosistem meliputi kebudayaan dimana
individu hidup. Kebudayan mengacu pada pola perilaku, keyakinan, dan semua
produk lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari genersi ke generasi.
Kebudayan merupakan istilah yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi
dalam perkembangan anak. Studi lintas budaya yang membandingkan antara satu
kebudayan dengan satu atau lebih kebudayaan lain telah memberi informasi
tentang generalitas perkembangan.
Contoh dalam kehidupan:
Di
daerah sekitar lingkungan saya masih banyak orangtua yang hanya menyekolahkan
anaknya sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama. Hal ini disebabkan status ekonomi keluarganya. Dan
kebanyakan yang disekolahkan pun hanya anak laki-laki. Namun seiring
berkembangnya zaman para orangtua mulai menyadari pendidikan sangat penting
untuk anak-anaknya baik itu laki-laki maupun perempuan.
5.
Kronosistem
(kronosystem)
Kronosistem meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa
lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dari keadaan-keadaan
sosiohistoris perkembangan anak.
Contoh dalam kehidupan:
Ketika kelas 1 SMA kami mulai dihadapkan
dengan pelajaran yang selalu menggunakan komputer yaitu pelajaran “ teknologi,
informasi dan komunikasi”. Dulu waktu SMP saat pelajaran ini guru hanya memberi
kami catatan tentang komputer dan beberapa penggunaan softwarenya. Di SMA kami
dituntut untuk bisa mengoperasikan
komputer, saya sangat bingung
langkah-langkah apa yang harus dikerjakan. Untuk membantu kami guru memberi
kami buku pedoman dan praktek setiap minggunya. Dengan giat belajar kami mulai
mengerti tentang komputer.
Bronfenbrenner
semakin banyak memberi perhatian kepad kronosistem sebagai sistem
lingkungan yang penting. Dia
memerhatikan dua problem penting yaitu: banyaknya anak di Amerika yang hidup
dalam kemiskinan, terutama keluarga single
parent dan penurunan nilai-nilai.
Teori
Bronfenbrenner banyak mendapat popularitas di tahun-tahun belakngan ini. Teori
ini memberi kerangka teoritis untuk mengkaji konteks sosial secara sistematis,
baik itu di tingkat mikro maupun makro. Teori ini juga menjembatani teori antara
teori behavoiral yang berfokus pada setting kecil dan teori antropologi yang
menganalisis setting yang lebih luas. Teorinya memicu perhatian orang pada arti
penting kehidupan anak pada setting yang lebih dari satu. Seperti guru yang
sering kali perlu mempertimbangkan bukan hanya apa yang terjadi di dalam kelas,
tetapi juga apa yang tejadi dalam keluarga, lingkungan, dan kelompok teman
sebaya si murid.
Beberapa
kritik juga dilontarkan terhadap teori ekologi karena kurang menggali
faktor-faktor biologis dan juga kurang memberi perhatian erhadap faktor-faktor
kognitif dalam perkembangan anak. Teori ini juga tidak membahas perubahan
perkembangan bertahap seperti teori
Piaget dan Erikson.