Selasa, 30 Desember 2014

Analisis Kasus Berdasarkan Teori Marvin Zuckerman




1.      Fenomena Tidur Bergelantungan Diatas Pegunungan Alpen
            Liputan6.com, Italia Tidur di gunung dengan ketinggian ribuan kaki mungkin sudah menjadi hal biasa bagi para pendaki. Namun, beranikah Anda tidur menggantung di atas ribuan kaki di pegunungan Alpen, Italia? Seperti yang dilansir dari Boredpanda, Selasa (7/10/2014), tidur menggantung di atas ribuan kaki antara pengunungan Alpen, Italia Utara tentulah akan memberikan pengalaman unik sekaligus ekstrem. Hal tersebut berhasil dilakukan oleh sekelompok atlet yang berkumpul setiap tahunnya untuk mengadakan piknik selama seminggu. Mereka sengaja melakukannya untuk memacu adrenalin mereka.
            Pertemuan mereka telah berlangsung sejak tahun 2012, dan masih berkumpul tiap tahunnya hingga kini. Bagi mereka, tidur bergelantungan di atas pegunungan Alpen merupakan salah satu  bentuk relaksasi, mencari ketenangan dan menghilangkan kepenatan yang melanda mereka sehari-hari. Dengan tali yang menggantung dari beberapa sisi, tempat tidur berwarna-warni menggantung dengan aman. Untuk mencapai tempat tidur gantung tersebut, mereka harus melewati satu tali panjang. Tentunya menggunakan pengaman.Lebih lanjut, selama seminggu mereka akan mendirikan tenda di puncak gunung untuk menginap dan akan bersantai di tempat tidur yang menggantung di atas ribuan kaki di pegunungan Alpen ini. 
2.      Teori Marvin Zuckerman : sensation seeking
Menurut Zuckerman, sensation seeking dideskripsikan sebagai keinginan untuk bervariasi/beragam, baru, kompleks/rumit, sensasi yang intens dan pengalaman serta kesukarelaan dalam mengambil resiko secara fisik, sosial, legal, dan secara financial demi sebuah pengalaman.
Assessing Sensation Seeking
Untuk mngukur sensation seeking, Zuckerman membentuk Sensation Seeking Scale (SSS), memiliki 40 pertanyaan kuisioner. Dengan menggunakan metode factor analysis, Zuckerman (1983) mengidentifikasikan kedalam empat komponen dari sensation seeking :
Ø  Thrill and adventure seeking  keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi seperti bungee jumping, parachuting dan scuba diving.
Ø  Experience seeking  mencari pengalaman baru melalui perjalanan, lagu, seni.
Ø  Disinhibition  kebutuhan untuk mencari aktivitas sosial yang liar.
Ø  Boredom susceptibility.
3.      Analisis Kasus
Berdasarkan teori sensation seeking yang dideskripsikan sebagai keinginan untuk bervariasi/beragam, baru, kompleks/rumit, sensasi yang intens dan pengalaman serta kesukarelaan dalam mengambil resiko secara fisik, sosial, legal, dan secara financial demi sebuah pengalaman. Pada kasus diatas sekelompk atlet melakukan aksinya yaitu tidur bergelantungan diatas ribuan kaki di pegunungan Alpen. Kasus diatas dapat diakitkan dengan teori sensation seeking Marvin Zuckerman yang terdiri dari empat komponen:
Ø  Thrill and adventure seeking  keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan, bahaya, dan hal yang menantang gravitasi seperti bungee jumping, parachuting dan scuba diving.
Dari kasus diatas para atlet sengaja melakukan aksinya tidur bergelantungan diatas pegunungan Alpen untuk mencari kesenangan dan melepaskan kepenatan dari kehidupan sehari-hari mereka, meskipun aksinya tersebut  sangat berbahaya.
Ø  Experience seeking  mencari pengalaman baru melalui perjalanan, lagu, seni.
Disini para atlet mencari pengalaman baru dan unik demi kesenangan mereka
Ø  Disinhibition  kebutuhan untuk mencari aktivitas sosial yang liar.
Dari kasus diatas para atlet mencari aktivitas baru yang memacu adrenalin dengan tidur bergelantungan di atas pegunungan Alpen.
Ø  Boredom susceptibility.
Berdasarkan kasus diatas para atlet tersebut selalu berkumpul tiap tahunnya untuk mengadakan piknik dan mencari pengalaman-pengalaman baru yang menantang.